Langsa | ms-langsa.go.id | Minggu, 17 Agustus 2025 – Ketua Mahkamah Syar’iyah Langsa, Fadhilah Halim, S.H.I., M.H., turut hadir dalam upacara pemberian remisi umum dan dasawarsa bagi warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIB Langsa. Acara yang diselenggarakan secara khidmat ini merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Upacara yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Langsa, Jeffry Sentana S Putra, SE, ini menjadi momentum penting bagi 410 narapidana Lapas Narkotika yang menerima remisi umum dan 437 narapidana yang mendapatkan remisi dasawarsa. Sementara itu, di Lapas Kelas IIB Langsa, 260 narapidana menerima remisi umum dan 299 lainnya memperoleh remisi dasawarsa. Dua di antara narapidana tersebut bahkan langsung dinyatakan bebas.

Dalam sambutannya, Wali Kota Langsa membacakan amanat tertulis dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Amanat tersebut menekankan bahwa remisi bukanlah sekadar hak, melainkan sebuah penghargaan atas perubahan perilaku dan kedisiplinan yang ditunjukkan oleh warga binaan. Pemberian remisi ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk terus mengikuti program pembinaan yang berfokus pada reintegrasi sosial.

Kehadiran Ketua Mahkamah Syar’iyah Langsa, Fadhilah Halim, mencerminkan sinergi antara lembaga peradilan dan instansi pemasyarakatan dalam mendukung pembinaan hukum dan moral bagi masyarakat, termasuk bagi warga binaan. Partisipasi beliau menunjukkan komitmen Mahkamah Syar’iyah dalam mendukung upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial, memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakangnya, memiliki kesempatan untuk kembali menjadi bagian produktif dari masyarakat.

Acara ini ditutup dengan peninjauan stan pameran hasil karya warga binaan, yang menunjukkan keberhasilan program pembinaan kemandirian. Berbagai produk kreatif seperti sabun, aneka pangan, dan kerajinan tangan dipamerkan, membuktikan bahwa Lapas tidak hanya berfungsi sebagai tempat hukuman, tetapi juga sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan keterampilan. Momen ini memperkuat pesan bahwa pembinaan yang efektif dapat menghasilkan perubahan positif, mempersiapkan warga binaan untuk mandiri dan tidak kembali ke jalur yang salah setelah bebas.

